Sidik Jari Sang Perancang
Secara ringkas, tiga penemuan ilmiah terakhir telah menyakinkan banyak ilmuwan akan adanya Perancang cerdas yang merencanakan dan menciptakan alam semesta kita.
1. Permulaan alam semesta dan hukum-hukumnya.
2. Pengaturan yang tepat hukum-hukum alam sehingga memungkinkan adanya kehidupan.
3. Kompleksitas rumit DNA.
Jadi apa kata ilmuwan terkemukan mengenai penemuan-penemuan luar biasa ini? Stephen Hawking, fisikawan teoritis terkemuka dunia, bertanya,
Apa yang bernapaskan api dan memasukkannya kedalam persamaan dan membuatkan alam semesta untuk mereka gambarkan? Pendekatan biasa ilmiah mengkonstuksikan model matematika tidak bisa menjawab pertanyaan, kenapa harus ada alam semesta dulu untuk mengambarkan modelnya.[13]
Setelah melakukan refleksi mendalam, Hawking mengatakan, “Harus ada masukan religius. Tapi saya pikir kebanyakan ilmuwan lebih suka menghindari sisi religius dari hal itu.”[14] Dan kendati banyak ilmuwan benar-benar menghindari implikasi religi penemuan-penemuan baru itu, beberapa ilmuwan, yang jumlahnya terus meningkat, sekarang mengakui ada sidik jari Sang Perancang yang mulai terlihat. (Lihat apa yang dikatakan ilmuwan terkemuka: http://www.y-origins.com/index.php?p=quotes)
Kenyataannya banyak ilmuwan sekarang secara terbuka berbicara tentang Allah. Meskipun tidak berarti bahwa semua pendukung materialis seperti Flew meninggalkan pandangan-pandangan ateisnya. Sesunguhnya, banyak seperti Rihard Dawkins menjadi lebih agresif menentang keyakinan akan Allah. Namun, ketika orang melihat secara obyektif pada bukti-bukti atas asal-muasal alam semesta dan kerumitan kompleksitas DNA, bahkan banyak ilmuwan non-Kristen mengakui ada bukti “sidik jari” Sang Perancang” yang mulai terlihat.
Dr. Robert Jastrow adalah salah satu ilmuwan seperti itu, Jastrow adalah fisikawan teoritis yang bergabung dengan NASA ketika dibentuk 1958. Jastrow membantu pengembangan tujuan-tujuan ilmiah dalam eksplorasi dan pendaratan Appollo di Bulan. Dia mendirikan dan memimpin Goddard Institute for Space Studies (bagian dari NASA), yang melakukan riset ilmiah tentang astronomi dan planet. Jastrow, seorang agnostik, menulis pemikiran-pemikirannya yang merefleksikan pandangan banyak ilmuwan,
“Bagi para ilmuwan yang hidup dengan keyakinan akan kekuatan akal, ceritanya berakhir seperti mimpi buruk. Dia telah mendaki gunung ketidak-pedulian; dia hampir sampai di puncak tertinggi; ketika dia menarik dirinya keatas batu terakhir, dia disambut oleh sebuah band para teolog yang sudah duduk di sana selama berabad-abad.”[15]
Jastrow, sebagai seorang agnostik, tidak punya agenda KeKristenan dibelakang kesimpulan-kesimpulannya. Dia hanya mencatat bahwa pandangan Alkitab akan permulaan alam semesta akhirnya dikonfirmasikan oleh ilmu pengetahuan. Dan “permulaan” ini tidak terjadi secara kebetulan dalam ledakan, tetapi melalui peristiwa yang diatur dengan tepat sehingga membuat kehidupan manusia mungkin terjadi. Kesimpulan ini tepat sama dengan pernyataan Alkitab, “Pada permulaannya Allah menciptakan sorga dan bumi.”
Jika Alkitab benar, dan Allah benar-benar ada, bagaimana kita tahu Dia seperti apa? Apakah Dia berkomunikasi dengan kita secara pribadi? Para saksi mata Yesus menyatakan kepada kita bahwa Dia mengklaim sepenuhnya mewakili satu-satunya Allah yang benar. Dan kendati banyak orang lain mengklaim mereka berbicara atas nama Allah, para pengikut Yesus mengatakan kepada kita bahwa Dia memberikan pendukung atas klaimNya.
Tapi apakah Yesus memberikan bukti-bukti bahwa Dia berbicara atas nama Allah? Dilaporkan, Dia melakukan perbuatan-perbuatan mujizat yang membutuhkan kuasa kreatif. Namun, mujizat paling dramatis adalah kebangkitanNya dari kematian. Disepanjang sejarah, tidak ada seseorang yang pernah mati, dikuburkan selama tiga hari, dan kemudian kembali hidup. Jika benar, Yesus Kristus telah memberikan bukti yang cukup bahwa perkataanNya adalah benar-benar firman Allah.