Firman di atas mengungkapkan bahwa sebelum Yesus menjadi manusia, Dia punya hak penuh akan ke-Allah-an. Paulus juga mengatakan kepada kita, “setiap lutut akan bertelut dan setiap lidah akan menyebut bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.”
Lebih dari tujuh ratus tahun sebelum Kristus, Allah menyatakan, melalui Yesaya, bahwa hanya Dia saja adalah Allah, Tuha, dan Penyelamat.
……Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari padaKu. (Yesaya 43:10,11).
Kita juga diberitahu dalam Perjanjian Lama bahwa hanya Allah sendiri menciptakan alam semesta. Bahwa, “setiap lutuh akan bertelut dihadapan Dia.” Bahwa Dia adalah “Tuhan, Raja Israel.” “Penebus”. “Yang Pertama dan yang Akhir.” Daniel menyebutNya ” Hari-hari zaman dulu.” Zakariah membahasakan Allah sebagai, “Raja, Tuhan yang akan menghakimi bumi.”
Namun di Perjanjian Baru kita mendengar Yohanes menyebut Yesus sebagai “Juruselamat”, “Alfa dan Omega,” “Yang Pertama dan Yang Akhir,” “Raja diatas segala raja”, dan “Tuhan diatas segala tuhan.” Paulus mengatakan kepada kita “setiap lutut akan bertelut kepada Yesus”. Hanya kepada Yesus saja para rasul mengatakan kepada kita yang akan menghakimi akhir kekekalan kita. Yesus adalah Tuhan Maha Tinggi di alam semesta.
Packer berpendapat KeKristenan hanya akan masuk akal jika Yesus sepenuhnya Allah:
Jika Yesus tidak lebih dari manusia sangat hebat dan baik, kesukaran-kesukaran untuk mempercayai apa yand dikatakan Perjanjian Baru kepada kita tentang kehidupan dan pekerjanNya akan benar-benar menggunung.
Tapi jika Yesus adalah pribadi yang sama dengan Firman yang kekal, pengantara Bapa dalam penciptaan. (Ibrani 1:2 ), tidak mengherankan jika tindakan-tindakan kuasa kreatif menandai kedatanganNya di dunia, dan kehidupanNya, dan ketika Dia meninggalkan dunia. Tidak mengherankan bahwa Dia, Penulis kehidupan, akan bangkit dari kematian …. Inkarnasi itu sendiri merupakan misteri tak terduga, tapi membuat semuanya masuk akal di Perjanjian Baru.”[17]